MAI
Ketika seseorang ingin menghafalkan Al-Quran, maka adab dalam menghafal Quran perlu menjadi hal utama yang harus dilakukan oleh siapa saja. Tanpa adab, maka segala sesuatunya akan menjadi percuma dan sia-sia
Segala sesuatunya tentang membaca maupun menghafal Quran perlu mengamalkan dengan perbuatannya sehari-hari. Hal itu merujuk pada makna dan alasan mengapa Al-Quran menjadi pedoman untuk umat muslim.
Memilik Akhlak Baik dengan Menghafal dan Memahami Makna dari Al-Quran
Bagi mereka yang benar-benar fasih dalam melantunkan ayat-ayat Quran serta mendalami setiap maknanya akan memiliki akhlak sebagai manusia terbaik. Hal itu berhubungan bagaimana manusia nantinya bersikap terhadap Tuhan, sesama makhluk, maupun alam sekitar.
Memang pada zaman sekarang ini kerap ditemukan seseorang yang mampu menghafalkan sebagian ayat-ayat Quran, namun tidak mengamalkannya. Bahkan lebih parahnya, orang-orang munafik tersebut hanya menjadikan hal tersebut untuk mencari keuntungan diri sendiri.
Mengapa hal tersebut demikian? Hal tersebut terjadi karena orang-orang munafik tersebut hanya sekadar menghafal ayat-ayat Quran, tanpa memahami setiap maknanya. Akhirnya ia hanya menjadi golongan orang-orang munafik sampai akhir hayatnya.
Sedangkan bagi mereka yang mampu menghafal Quran serta adab dalam menghafal Quran senantiasa memiliki akhlak baik. Bahkan selalu mampu memberikan kenyamanan kepada orang-orang di sekitarnya dari semua golongan.
Oleh sebab itu, sebelum menghafal Al-Quran ada baiknya Anda mengingat adab seperti apa saja yang dibutuhkan. Seperti perumaan lama bahwa adab jauh lebih penting daripada ilmu. Tanpa adab, ilmu hanya menjadi senjata tanpa peluru.
Apa Saja Adab dalam Menghafal Quran?
Masih banyak orang belum memahami adab seperti apa saja yang perlu diperhatikan sebagai penghafal Quran. Untuk mengetahui perihal adab tersebut, Anda bisa menyimak beberapa poin di bawah ini.
1. Mengupayakan Akhlak Sempurna
Salah adab dalam menghafal Quran yaitu seseorang tahfiz sudah semestinya mengupayakan akhlak sesuai dengan isi Al-Quran. Pada dasarnya kandungan Al-Quran berisi tentang segala sesuatunya berhubungan dengan hal-hal baik secara etika.
Selain itu, para penghafal Quran juga senantiasa perlu mencontoh akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Berarti, mengupayakan akhlak Rasulullah Muhammad SAW juga harus mempelajari hadis-hadis yang diturunkan oleh para sahabat.
Bisa dibilang bahwa Rasulullah merupakan teks Al-Quran hidup, di mana segala bentuk akhlak Rasul sama persis seperti ajaran pada setiap ayat di Al-Quran. Jadi, para tahfidz perlu mengamalkan ajaran-ajaran akhlak tersebut.
2. Meninggalkan Segala Larangan Allah SWT
Berikutnya yaitu meninggalkan segala larangan Allah demi memuliakan Al-Quran. Setiap larangan dari Allah SWT seluruhnya tercatat di dalam Al-Quran, sehingga Anda perlu meninggalkan setiap larangan tersebut.
Setiap larangan dari Allah selalu memiliki mudarat, sehingga tidak memberikan kebaikan dalam bentuk apapun. Pada akhirnya ketika seseorang justru menjalankan larangan tersebut, maka pada akhir nantinya banyak kerugian didapatkan.
3. Menghindari Pekerjaan Tidak Halal
Adab dalam menghafal Quran juga berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh para penghafal itu sendiri. Pekerjaan yang tidak halal akan memengaruhi darah dan segala organ di dalam tubuh seseorang hingga keturunannya.
Bahkan ketika dilakukan sebelum tuntas menghafal Quran, seseorang tersebut akan kesulitan menghafal meskipun dalam jumlah sedikit. Oleh sebab itu, wajib untuk meninggalkan pekerjaan tidak hal karena hanya melahirkan petaka.
4. Berjiwa Mulia
Memiliki jiwa mulia juga menjadi salah satu adab dalam menghafal Quran. Memiliki jiwa yang mulai berarti besar daru segala perbuatan buruk setiap saat. Bahkan menghindari hal negatif yang terkadang tidak disadari oleh diri.
Sebagai contoh, seorang tahfiz perlu menjaga lisan maupun perbuatan yang dilakukan setiap waktunya. Selain itu, tidak boleh sampai bersikap kasar, lalai, bersuara dengan nada keras, dan juga menjadi seorang pemarah.
5. Santai Tawadhu’ Bersama Orang Shaleh
Memiliki sikap santai tawadhu’ terhadap orang-orang shaleh, kaya maupun miskipun tentunya menjadi adab dalam menghafal Quran. Dengan sikap tersebut, seorang penghafal Al-Quran cenderung terhindar dari perbuatan nista tanpa disadarinya.
Selain itu, selalu memberikan santuan kepada orang-orang shaleh menjadi salah satu contoh real. Begitu juga saling menyanyangi kepada ia yang miskin menjadi salah satu tanda bahwa seorang tahfiz memiliki sikap santai tawadhu’.
6. Tidak Berharap Kepada Penguasa
Adab dalam menghafal Quran berhubungan dengan derajatnya terhadap para penguasa. Jadi, seorang tahfiz tidak boleh sampai berharap kepada penguasa dengan sifat sombong dan angkuh hanya karena hal-hal yang sifatnya duniawi.
Pada dasarnya seorang tahfiz Quran memiliki derajat lebih tinggi daripada para penguasa sombong yang selalu mengutamakan dunia ketimbang akhirat. Oleh sebab itu, seorang penghafal Quran jangan sampai terjebak dengan masalah-masalah tersebut.
7. Memiliki Sifat Wibawa
Lalu, adab dalam menghafal Quran berarti harus memiliki jiwa berwibawa, tenang, dan khusyuk. Jangan sampai sikap-sikap tersebut diabaikan karena ketenangan jiwa merupakan salah satu jalan menuju rasa syukur.
Berjiwa tenang dan berwibawa berarti selalu berpenampilan lebih sabar dan selalu menjaga setiap hafalannya. Tentu saja, hal itu juga merupakan bagian dari pengamalan Al-Quran yang memerintahkan seseorang agar berperilaku tenang kerena semua sudah ketentuan Allah.
8. Tidak Menjadikan Al-Quran Sebagai Penghasilan
Adab menghafal Quran yang tidak kalah penting yaitu tidak menjadikan Al-Quran sebagai sumber penghasilkan. Tidak pantas bagi seorang tahfiz sampai menggantungkan diri kepada orang lain kerena telah menghafal Quran.
Hal yang menjadi kekhawatiran dari sikap tersebut yaitu menghafal Al-Quran semata-mata untuk mengabdikan diri kepada duniawi. Padahal duniawi sifatnya sementara, sedangkan Allah swt sudah menentukan rezeki setiap hambaNya.
Beberapa adab ini akan membawa seorang tahfiz menjadi pribadi yang lebih mulia selama hidup. Oleh sebab itu, penting mengutamakan adab dalam menghafal Quran, sehingga pribadi mulia sudah terbentuk sejak awal.
: https://islam.nu.or.id/ilmu-Al-Quran/9-etika-penghafal-al-qur-an-yang-harus-diperhatikan-8ycfj