MAI
Dalam mengikuti program menghafal Quran online, ada beberapa aturan dan etika yang wajib untuk dipatuhi oleh para peserta. Seperti kita tahu, bisa menjadi penghafal Al-Qur’an merupakan cita-cita semua umat muslim.
Sebab banyak manfaat yang bisa kita dapatkan apabila kita bisa menjadi seorang penghafal Al-Qur’an. Seiring dengan perkembangan jaman, kini program menghafal Al-Qur’an sudah bisa dilakukan secara online.
Tentunya itu jauh lebih praktis, dan sangat memudahkan orang-orang yang ingin bisa menghafal Al-Qur’an. Namun dalam program tersebut tentunya ada aturan serta etika yang perlu diperhatikan.
Beberapa Aturan dan Etika Program Menghafal Quran Online
Untuk bisa menghafal Al-Qur’an, kini Anda bisa mengikuti program menghafal Al-Qur’an secara online. Berikut ini beberapa aturan dan juga etika yang wajib untuk dipatuhi, antara lain :
1. Harus mempunyai perangai dan dan akhlak yang sempurna
Dalam mengikuti program menghafal Quran online, seorang penghafal Al-Qur’an harus mempunyai perangai dan akhlak yang sempurna. Artinya mereka harus dapat mencerminkan akhlak Al-Qur’an, untuk menghiasi diri dengan akhlak Al-Qur’an.
Dia harus bisa mencontoh akhlak mulia Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi merupakan teks Al-Qur’an yang hidup, sebagai cerminan dari Al-Qur’an, sebagaimana Sayyidah Aisyah berkata: akhlak Rasulullah tak ubahnya Al-Qur'an.
2. Seorang penghafal Al-Qur’an harus meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Al-Qur’an
Seorang penghafal Al-Qur’an harus meninggalkan segala sesuatu yang dilarang dalam Al-Qur’ang sebab untuk memuliakan Al-Qur’an. Itu artinya seorang penghafal Al-Qur’an sebaiknya tidak mengabaikan apa yang dilarang Al-Qur’an.
Demi menjaga muru’ah dan juga kemuliaan Al-Qur’an. Imam Fudhail bin Iyadh menganjurkan para penghafal Al-Qur’an untuk menjaga sikapnya, karena dia diibaratkan sebagai pembawa bendera Islam. Dia berkata “Para penghafal Al-Qur’an.
Adalah pembawa bendera Islam, tidak patut dia bermain bersama orang yang bermain dan lupa bersama orang yang lupa, serta tidak berbicara yang sia-sia orang lain karena untuk mengagungkan Al-Qur’an”.
3. Seorang penghafal Al-Qur’an harus menjaga diri dari pekerjaan yang rendah
Dalam mengikuti program menghafal Quran online, seorang penghafal Al-Qur’an harus menjaga diri dari pekerjaan yang rendah. Seorang penghafal Al-Qur’an harus menjaga diri dari pekerjaan yang rendah.
Itu berarti seorang penghafal Al-Qur’an dilarang atau tidak boleh menjerumuskan diri kepada pekerjaan yang tidak halal. Atau pekerjaan yang bisa menjatuhkan dirinya pada lembah dosa dan hina.
4. Harus berjiwa mulia
Seorang penghafal Al-Qur’an haruslah berjiwa mulia. Itu berarti seorang penghafal Al-Qur’an harus mempunyai jiwa yang bersih dari berbagai macam prasangka buruk kepada orang lain, menjaga lisan serta perbuatannya.
Tidak patut bagi seorang penghafal Al-Qur’an itu memiliki sikap dan sifat yang kasar, pelupa. Kemudian lantang suaranya dan juga pemarah, para penghafal Al-Qur’an haruslah berjiwa mulia.
5. Tidak boleh merendahkan dirinya
Dalam mengikuti program menghafal Quran online, seorang penghafal tidak boleh merendahkan dirinya. Seorang penghafal Al-Qur’an itu lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan penguasa sombong serta pecinta dunia yang jahat.
Itu berarti seorang penghafal Al-Qur’an tidak boleh merendahkan diri mereka serta merasa hina di hadapan penguasa yang angkuh. Tidak juga menjadi hamba pengais dunia, Imam Fudhai bin Iyadh berkata.
“penghafal Al-Qur’an tidak boleh meminta keperluannya dari seorang khalifah (penguasa) dan dari orang yang berada di bawah kekuasannya”. Sehingga para penghafal dilarang merendahkan dirinya sendiri.
6. Harus tawadhu’ kepada orang-orang saleh
Bila ingin mengikuti program menghafal Quran online, seorang penghafal harus tawadhu’ kepada orang-orang saleh. Serta orang baik dan orang miskin, artinya harus santun kepada semua orang, terutama kepada orang-orang saleh.
7. Harus khusyuk jiwanya, tenang dan juga berwibawa
Seorang penghafal Al-Qur’an harus khusyuk jiwanya, berwibawa serta tenang. Itu berarti para penghafal hendaknya mempunyai jiwa yang tenang di dalam penampilannya, sabar menjaga dan memelihara hafalannya serta berwibawa dalam ucapannya.
8. Tidak boleh menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber penghasilan
Bila ingin mengikuti program menghafal Quran online, seorang penghafal dilarang menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber penghasilannya. Tidak sepantasnya bagi penghafal Al-Qur’an butuh kepada orang lain, namun sebaiknya dia mampu.
Memenuhi kebutuhan orang lain, nabi mengingatkan kepada para penghafal Al-Qur’an untuk senantiasa berhati-hati. Dan tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber penghasilan, beliau bersabda “Bacalah Al-Qur’an dan jangan menggunakannya untuk mencari makan.
Jangan menjauhinya dan jangan melampau batas di dalam ajarannya”. Berkaitan dengan masalah ini, Sayyidina Umar memberi motifasi kepada penghafal untuk selalu berlomba-lomba melakukan kebaikan serta tidak bergantung kepada orang lain.
“Wahai para qari’ Al-Qur’an, angkatlah kepalamu! Jalan telah jelas bagimu, maka berlomba-lombalah kamu untuk melakukan kebaikan dan janganlah kamu menggantungkan diri kepada orang lain”. Imam al-Mujahid saat memilih para imam.
Qira’at Al-Qur’an sebagai standar dan juga rujukan di dunia Islam, selain karena kealiman dan kemahirannya. Dia memperhatikan konsistensinya dalam bidang Al-Qur’an, mereka tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai sandaran serta penopang hidupnya.
“Para kritikus ulama memilih mereka (para imam qira’at) yang baik, mengamalkan ilmunya dan tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai sandaran hidupnya,” (Imam al-Syatibi, Hirz al-Amani wa Wajh al-Tahani fi al-Qir’at al-Sab’I.
9. Hendaknya selalu mengulang hafalannya
Bila ingin mengikuti program menghafal Quran online, seorang penghafal hendaknya selalu mengulang hafalannya. Dan tidak mengabaikan amanat agung yang sudah dianugrahkan kepadanya, dibaca dan juga muraja’ah pada malam hari.
Karena malam hari merupakan waktu yang mustajab. Sahabat Abdullah bin Mas’ud menganjurkan pada para penghafal Al-Qur’an untuk bisa menggunakan kesempatan dengan baik, ketika orang lain lalai.
Beliau berkata: “Sebaiknya seorang yang hafal Al-Qur’an membaca Al-Qur’an di malam hari tatkala manusia tidur. Disiang hari tatkala manusia sedang sibuk, bersedih tatkala manusia bersuka ria, menangis tatkala manusia tertawa.
Diam tatkala manusia bercengkrama, khusyuk tatkala manusia berjalan dengan sombong.” Tidak hanya itu, menurut al-Ajurri al-Baghdadi, para penghafal Al-Qur’an harus memiliki sifat takwa kepada Allah.
Wara’ dalam penampilan hidupnya; konsumsi hidupnya, pakaiannya, tempat tinggalnya, faham dengan situasi zamannya. Jadi apabila ingin mengikuti program menghafal Quran online, harus mengikuti aturan dan etika tersebut.
Link: https://islam.nu.or.id/ilmu-al-quran/9-etika-penghafal-al-qur-an-yang-harus-diperhatikan-8ycfj
https://lpkaika.umt.ac.id/tata-tertib-peserta-grup-tahfiz-online/
https://kabar24.bisnis.com/read/20220118/79/1490495/9-etika-penghafal-al-quran