Heri Mahbub
Bagaimana Tilawah, Tadabur, Membaca, Menghayati, Mengamalkan, dan Menghafal Al-Qur'an Membawa Kedamaian dan Kebahagiaan dalam Hidup? Baca Selengkapnya!
Al-Qur’an adalah sumber utama petunjuk hidup bagi umat manusia. Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam diutus untuk menyampaikan risalah agung ini sebagai rahmatan lil 'alamin—rahmat bagi seluruh alam. Ketika kita tilawah dengan membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an, kehidupan kita akan dipenuhi ketenangan dan kebahagiaan yang tidak ternilai.
Pertanyaannya, sudah benarkah tilawahmu? Sampai sejauh mana hidupmu dekat dengan Al-Quran dan merindukan pedomannya? Contohnya ribuan kali membaca surah Al-Fatihah sudahkah memberikan rasa tenang dan bahagia dalam hidupmu?
BACA JUGA: 3 Makna Surat Al-Fatihah Sesuai Namanya
BACA JUGA: Ilmu Inti Al-Fatihah dalam Pokok Agama, Ini Penjelasannya
Al-Qur’an tidak hanya menjadi bacaan rutin, tetapi juga merupakan pedoman keselamatan hidup. Sebagaimana yang disampaikan dalam surah Al-Baqarah (2:2), Al-Qur'an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (hudan lil muttaqin).
Artinya: “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
Berbeda dengan petunjuk buatan manusia yang sering keliru dan kadang arahnya menyesatkan, petunjuk dari Allah tidak akan pernah membuat kita takut, khawatir, atau bersedih.
Ketika seseorang mengikuti petunjuk Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh, rasa tenang dan bahagia akan otomatis muncul dalam dirinya. Rasulullah tidak hanya menyampaikan Al-Qur’an sebagai bacaan, tetapi juga sebagai tuntunan dalam setiap aspek kehidupan.
Sebagaimana Nabi Musa diberikan kitab Taurat sebagai petunjuk khusus bagi Bani Israil, Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia dengan Al-Qur'an yang berlaku sepanjang zaman dan tempat. Nabi dan risalah akhir zaman, seharusnya membuat kita tenang dan bahagia.
BACA JUGA: Keajaiban Al-Quran Menjawab Tantangan Zaman
Agar Al-Qur’an benar-benar menjadi pedoman hidup, ada tiga tahapan utama yang harus kita tempuh: qira'ah, tilawah, dan tahfizh.
Tahapan pertama adalah qira'ah, yaitu membaca Al-Qur'an dengan tartil dan sesuai dengan kaidah tajwid. Meski hanya membaca tanpa memahami maknanya, Allah SWT sudah memberikan pahala besar bagi setiap huruf yang kita baca. Dalam hadits disebutkan bahwa satu huruf dari Al-Qur’an bernilai sepuluh kebaikan. Misalnya, kata "alif lam mim" dihitung sebagai tiga huruf yang masing-masing membawa pahala besar dan kebaikan.
Semakin sering kita membaca Al-Qur'an, semakin banyak kebaikan yang kita kumpulkan. Al-Qur’an menjadi teman duduk terbaik yang membawa keberkahan setiap kali kita meluangkan waktu untuk membacanya. Itulah makna Qiraah.
Tahapan kedua adalah tilawah, yang berarti membaca Al-Qur’an dengan pemahaman dan mengamalkan isinya sesuai dengan contoh Rasulullah. Tilawah tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga mencintai, memahami, mengikuti dan meneladani nilai-nilai Al-Qur'an dalam tindakan sehari-hari.
Nabi Muhammad digelari sebagai “Al-Qur’an berjalan” karena perilaku dan akhlaknya yang sepenuhnya mencerminkan ajaran Al-Qur’an. Jika kita mampu bertilawah dengan baik, maka sholat kita pun akan menjadi perisai yang mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Jadi tilawah bermakna sangat mendalam.
Tahapan ketiga adalah tahfizh, yaitu menghafal Al-Qur'an dan menjaga hafalan tersebut sepanjang hidup. Menghafal Al-Qur’an tidak hanya berarti menyimpan lafaznya dalam ingatan, tetapi juga tadabbur dengan memahami, mengamalkan, dan merenungi setiap ayat yang kita hafal.
Rasulullah bersabda bahwa di akhirat kelak, orang-orang yang menghafal Al-Qur'an akan diperintahkan untuk membaca dan naik ke tingkat surga yang lebih tinggi, derajat seseorang sesuai dengan banyaknya tilawah dan hafalan yang mereka miliki.
BACA JUGA: 7 Godaan Dahsyat Menghafal Qur'an dan Solusinya, Simak Penjelasannya
Manfaat membaca Al-Qur'an tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Abdul Malik bin Umair mengatakan bahwa satu-satunya manusia yang tidak menjadi tua dan tidak pelupa adalah orang yang selalu membaca Al-Qur'an sampai akhir hayatnya.
Para pembaca Al-Qur'an memiliki akal yang lebih jernih dan tajam. Mereka melakukan 3 hal sekaligus setiap saat, yaitu qiraah, tilawah, dan tahfiz dengan istiqamah.
Al-Imam Qurtubi juga menegaskan bahwa siapa saja yang membaca Al-Qur’an, Allah akan menjaga ingatannya tetap segar, bahkan ketika usianya mencapai 100 tahun. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukan hanya sebagai pedoman spiritual, tetapi juga sebagai sarana menjaga kesehatan mental, ingatan, dan fisik kita.
BACA JUGA: Memahami Makna Tilawah: Lebih dari Sekadar Indahnya Membaca Al-Quran
Hidupmu sangat tergantung pada bagaimana kamu berinteraksi dengan Al-Qur'an. Mulailah dengan membaca (qira'ah) secara tartil, kemudian pahami dan amalkan isinya melalui bacaan tilawah dan tadabur. Akhirnya, jadikan Al-Qur'an bagian tak terpisahkan dari dirimu melalui tahfizh—menghafal dan menjaga ayat-ayat-Nya.
Dengan cara ini, hidupmu akan dipenuhi dengan ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan yang melimpah, baik di dunia maupun akhirat. Akhirnya, Al-Quran mampu memberikan inspirasi untuk lebih cinta dan hidup bahagia.
Tingkatkan interaksimu dengan Al-Qur’an sekarang juga. Baca, pahami, dan hafalkan—karena hidupmu tergantung dari bagaimana bacaan Al-Qur'anmu!
Wallahu’alam