Heri Mahbub
Memberikan penjelasan kandungan ilmu inti Al Fatihah beserta keistimewaannya bagi umat Islam yang kerap menjadi inti dari dalam Al-Quran.
Surah pertama pada Al-Quran ini memiliki ilmu inti Al Fatihah keseluruan dari isi kitab suci umat Islam. Imam Nawawi Al Bantani menyebutkan dalam kitabnya berjudul Marah Labid li Kasyfi Ma’na Qur’anim Majid setidaknya terdapat empat kandungan pokok dari surat tersebut.
Perlu diketahui bahwa keempat kandungan tersebut merupakan ilmu ushul atau ilmu mengenai prinsip agama, ilmu furu atau Iilmu cabang utama, ilmu kamalat serta ilmu sejarah. Alasan tersebut menjadikan surah ini sebagai inti dari agama Islam.
BACA JUGA: 3 Makna Surat Al-Fatihah Sesuai Namanya
Adapun telah diketahui umat Islam bahwa surah Al Fatihah ini terdiri dari tujuh ayat yang diturunkan di kota Madinah. Didahului dengan bacaan basmalah tersebut termasuk ayat dalam surat ini. Berikut empat ilmu inti Al Fatihah untuk perlu diketahui:
1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, 3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, 4. Pemilik hari pembalasan.
Kandungan mengenai prinsip agama dalam surah ini mencakup masalah ketuhanan, kenabian, serta hari kebangkitan kiamat. Umumnya, hal ini berkaitan dengan keyakinan maupun keimanan pada seseorang muslim.
Adapun materi tentang ketuhanan terdapat pada ayat “Alhamdulillahi rabbil alamin. Arrahmanir rahim” atau memiliki arti “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Yang maha pengasih, lagi maha penyayang.”
Kemudian tentang kenabiannya terdapat pada ayat “Alladzina an’amta ‘alaihim” atau dengan artinya “mereka yang kuberi anugerah.” Kemudian kebangkitan hari kiamat pada ayat “maliki yaumid din” atau yang artinya “penguasa hari agama atau kebangkitan”.
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kamimohon pertolongan.
Ilmu inti Al Fatihah kedua merupakan turunan dari ilmu ushul yang mencakup ibadah, baik ibadah sosial maupun hartanya serta ibadah individual dalam diri seseorang. Kandungannya ada dalam ayat “iyyaka na’budu” atau artinya “hanya kepada-Mu kami menyembah.”
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Selanjutnya, berkaitan dengan mewujudkan kesempurnaan akhlak berisikan nilai luhur dalam kebaikan. Salah satunya adalah istiqomah pada sebuah jalan terkandung pada ayat “iyyaka nasta’in” atau memiliki arti “hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
Kemudian berkaitan dengan norma syariat terkandung pada ayat “as-shirathal mustaqim” atau artinya “jalan yang lurus”. Sehingga, manusia kerap meminta bimbingannya dari Allah SWT untuk dituntun ke jalan yang benar.
BACA JUGA: Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang Kepada Semua Hamba-Nya
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan(jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Ilmu inti Al Fatihah berikut ini terkait dengan cerita umat terdahulu terkandung pada ayat “an’amta alaihim” atau artinya “(orang-orang) mereka yang kau beri anugerah.” Selain itu, berbicara mengenai kisah orang-orang kafir dahulu yang celaka.
Dalam kisah tersebut dituangkan pada ayat “ghairil maghdhubi alaihim wa lad dhallin” atau artinya “bukan mereka yang dimurka dan bukan juga mereka yang tersesat”.
Pasalnya, surat ini juga termasuk sebagai syarat sahnya salat, sehingga dengan membacanya setiap salat memiliki keistimewaan sendiri dan ilmu inti Al Fatihah juga terbilang penting bagi umat Islam. Berikut ketahui keistimewaannya untuk dipelajari:
BACA JUGA: Cahaya Ilahi Adalah Hidup Bersama Al-Quran
Kutipan dari buku Mutiara di Samudra Al Fatihah oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah diterangkan bahwa surat ini sebagai induk Al Quran serta dibangun atas pondasi rububiyah, membuatnya sempurna dan mencakup segala persoalan dengan kesempurnaan juga dalam keagamaan.
Selain itu, diawali dengan pernyataan sikap manusia yang memuji Allah SWT atas rasa syukurnya atau pujian. Hal ini menjadi hal utama dalam menyikapi semua persoalan perlu adanya rasa syukur akan kebesaran-Nya banyak memberikan nikmat kepada manusia.
Kemudian surat ini menjadi munajat atau doa sepenuh hati kepada Tuhan-Nya. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang salat tanpa membaca Al-Fatihah, maka doanya belum sempurna.”
BACA JUGA: Memahami Makna Tilawah: Lebih dari Sekadar Indahnya Membaca Al-Quran
Bagi siapa saja yang membacanya dengan niatan tulus ikhlas akan diberikan balasan pahala yang besar. Abu Sa’id bin al-Mu’alla mengatakan “Dulu aku pernah salat. Kemudian Rasulullah SAW memanggilku. Namun, aku tak memenuhi panggilan beliau dan aku katakan “Ya Rasulullah, tadi aku salat”.
Umat Islam bisa menjadikannya sebagai pegangan saat bermunajat kepada Allah SWT saat melakukan ibadah salat maupun berdoa. Keistimewaan dan ilmu inti Al Fatihah sangatlah penting bagi kehidupan manusia, baik duniawi maupun kehidupan ukhrawi.