Heri Mahbub
Istilah tadarus Al-Quran selalu populer di bulan Ramadan ini. kegiatan ini tak hanya dilakukan di masjid-masjid atau musala, tapi juga di rumah bahkan kantor. Banyak muslim yang membaca Quran dari awal hingga khatam 30 juz. Mereka menyebutnya sudah tadarus . Benarkah demikian makna yang sebenarnya? Baca selengkapnya di artikel berikut.
qurancordoba - Makna tadarus sangat luas, banyak yang memaknainya membaca Al-Quran bersama-sama, atau secara pribadi setiap hari sesuai kemampuannya. Selain khataman berjamaah, seperti satu hari satu juz, selama 30 hari, ada juga rutin tadarus surat-surat Al-Quran pilihan, misalnya, setelah salat membaca Surat Al-Kahfi, Al-Mulk, Yasin, Al-Waqiah, dan surat-surat pendek di juz 30.
Riwayat dari Abu Hurairah ini cukup masyhur, sering dibacakan oleh khatib dan penceramah di majlisnya. Hadits Nabi, Rasulullah SAW. bersabda:
Artinya : “Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah dari rumah Allah (masjid) dalam rangka tilawah/membaca Al-Qur’an dan tadarus diantara mereka, kecuali mereka dianugerahi ketenangan, diliputi rahmat, dikerumuni malaikat, dan dibanggakan Allah di hadapan para malaikat-Nya.” (HR Muslim)
Dalam hadits lainnya, dari Abdullah ibnu Abbas disebutkan:
Artinya: “Rasulullah SAW. adalah manusia yang paling dermawan. Dan kedermawanan beliau semakin bertambah di bulan Ramadhan ketika Jibril AS. menemui beliau. Dan biasanya Jibril menemui Nabi setiap malam pada bulan Ramadhan, sehingga beliau berdua saling mempelajari Al-Quran..” (HR. Al Bukhori & Muslim)
Makna tadarus sesuai dua hadist tersebut, maksudnya mempelajarinya. Sebenarnya agak berbeda di masyarakat antara bentuk kegiatan dan arti bahasanya. Tadarus yang lazim dilakukan saat ini di Indonesia adalah berbentuk sebuah majelis di mana para pesertanya membaca Al-Quran bergantian. Satu orang membaca dan yang lain menyimak. Terus bergiliran baca sampai selesai.
Sedangkan dari makna bahasa, tadarus berasal dari asal kata darosa-yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji, dan mengambil pelajaran. Lalu ketambahan huruf ta' di depannya sehingga menjadi tadaarosa-yatadaarosu, maka maknanya bertambah menjadi saling belajar atau mempelajari secara lebih mendalam.
Adapun kegiatan 'tadarusan' yang sering dijumpai saat ini, sepertinya nyaris tanpa pengkajian makna tiap ayatnya, yang ada hanya sekadar membaca saja. Terkadang benar dan tidaknya bacaan tidak terperhatikan karena tidak ada ustadz yang ahli di bidang membaca Al-Quran yang bertugas mentashih atau memperbaiki bacaan.
Bentuk tadarus Al-Quran seperti saat ini, lebih tepat menggunakan istilah tilawah wal istima'. Kata tilawah berarti membaca, dan kata istima' yang berarti mendengar. Target yang sering kita melihatnya memang khataman, selesai membaca 30 Juz secara bersama-sama.
Sesuai dengan hadits diawal. Hal ini merupakan keutamaan majelis Al-Quran. Dan masjid-masjid rumah Allah memang tempat untuk beribadah, qiraah, tadabur, doa dzikir bersama, serta tempat halaqah ilmu Quran seperti tadarus.
Demikian pula tempat tinggal, rumah seseorang, kantor, atau di padang luas di mana saja (selain yang terlarang-pen), apabila mereka berkumpul dalam majelis Al-Quran, berarti mereka berada pada kebaikan, seperti;
Kalau para peserta sudah fasih dan menguasai kaidah membaca Al-Quran yang baik, maka tidak mengapa bila masing-masing membaca sendiri-sendiri. Kalaupun mau disima' (didengarkan) juga tidak mengapa. Karena membaca dan mendengar sama-sama mendatangkan pahala.
Allah SWT telah memerintahkan selain membaca, juga mendengarkan Al-Quran.
Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A'raf: 204)
Namun apabila para peserta yang masih lemah bacaannya, sebaiknya mereka tidak dilepas membaca Al-Quran sendirian. Perlu ada ustadz yang membetulkan bacaannya. Sehingga yang perlu dilakukan bukan 'tadarusan', tetapi belajar membaca Al-Quran. Atau istilah yang sekarang populer adalah tahsin Al-Quran atau tahsin tilawah, artinya membaguskan bacaan.
Dari Ibnu Mas'ud ra berkata: "Adalah seorang dari kami jika telah mempelajari 10 ayat maka ia tidak menambahnya sampai ia mengetahui maknanya dan mengamalkannya." Hadis ini shahih riwayatnya ada di tafsir At-Thabari.
Bahwa mereka yang menerima bacaan dari Nabi SAW (menceritakan) bahwa mereka apabila mempelajari sepuluh ayat tidak pernah meninggalkannya (tidak menambahnya) sebelum mengaplikasikan apa yang dikandungnya, maka kami bertadarus bermakna mempelajari ilmu Al-Quran dan amalnya sekaligus.
Berikut ini sekilas beberapa ayat yang patut kita renungkan maknanya agar kita memahami benar maksud tadarus dalam nash-nash syariat:
Allah Ta’la berfirman,
Artinya: “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: ‘Hendaklah kalian menjadi orang-orang yang beribadah kepadaku bukan beribadah kepada Allah.’ Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani, karena kalian selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kalian tetap mempelajarinya.”
(QS. Ali Imran : 79)
Coba perhatikan pula pada Firman-Nya yang lain terkait makna tadarus:
Artinya: “Dan demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang ayat-ayat Kami agar orang-orang musyrik mengatakan, “Engkau telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab),” dan agar Kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al-An’am, 6: 105)
Artinya: “Atau apakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kalian mempelajarinya?” (QS. Al-Qalam, 68: 37)
Semoga hari-hari di bulan Ramadan kita isi dengan tilawah, tahsin, tadabur, tazkiyah dan tadarus Al-Quran setiap hari, membaca juga mempelajari isinya bersama-sama. Insyaallah. Amin
Wallahu’alam