Heri Mahbub
Mukjizat sering disebut juga keajaiban yang tiada bandingannya, diluar kebiasaan, dan kemampuan nalar manusia. Tapi, tahukah kamu? Kata “mukjizat” itu sendiri sebenarnya nggak ditemukan secara eksplisit lafaznya di dalam Al-Qur’an. Nah, lho, gimana penjelasannya?
Quran Cordoba - Kalau kita bicara tentang mukjizat abadi Rasulullah ﷺ, pasti yang langsung terlintas adalah Al-Qur’an. Kitab suci yang tak hanya indah secara bahasa, tapi juga penuh dengan kedalaman makna, petunjuk hidup, dan keajaiban yang tak lekang zaman. Sebenarnya mukjizat Rasulullah sangat banyak, namun yang terbesar dan abadi sampai akhir zaman, hanya Kalamullah.
Mukjizat sering disebut juga keajaiban yang tiada bandingannya, sesuatu atau peristiwa yang diluar kebiasaan dan kemampuan nalar manusia. Tapi, tahukah kamu? Kata “mukjizat” itu sendiri sebenarnya nggak ditemukan secara eksplisit lafaznya di dalam Al-Qur’an. Nah, lho, gimana ceritanya?
Kata “mukjizat” ternyata baru dikenal kajiannya secara istilah sekitar abad ke-2 Hijriyah, yakni di masa perkembangan ulumul Quran dan diskusi antar beragam pemikiran dan pengetahuan. Dalam bahasa Arab, mukjizat berasal dari akar kata ‘ajaza yang berarti lemah atau tak mampu. Maka, mukjizat adalah sesuatu yang membuat orang-orang tak mampu menandinginya, membuat yang lain lemah, tak berdaya. Allah Swt. memberikannya kepada para Nabi dan Rasul — tanda luar biasa yang datang atas kehendak-Nya untuk membuktikan kerasulan hamba pilihannya.
Namun, walaupun kata mukjizat tidak disebutkan secara eksplisit di Al-Qur’an, makna atau konsepnya sangat banyak muncul. Peristiwa luar biasanya menjadi tanda bahwa itulah mukjizat, yang berbeda dengan karomah para wali, apalagi sihir orang-orang kafir.
Al-Qur’an menggunakan beberapa istilah sinonim untuk menunjukkan hal-hal luar biasa yang Allah berikan kepada para nabi, termasuk Rasulullah ﷺ.
BACA JUGA: Keajaiban Al-Quran Menjawab Tantangan Zaman
________________________________________
Kata āyat berarti tanda. Di dalam Al-Qur’an, istilah ini mempunyai banyak makna, salah satunya digunakan untuk menyebut mukjizat atau tanda kebesaran Allah.
Misalnya: Surat Ali-Imran ayat 49.
“Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan tanda (mukjizat) dari Tuhanmu”
Surat Shad ayat 29
“Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.”
________________________________________
Makna dari bayyinah adalah sesuatu yang terang, gamblang, tidak menyisakan keraguan. Al-Qur’an menggunakan istilah ini untuk menyebut wahyu atau mukjizat yang membuktikan kenabian Rasulullah ﷺ. bahkan ada nama surat Al-Bayyinah.
“Sungguh telah datang kepada kalian bayyinah dari Tuhan kalian.” (QS. Al-An‘am: 157)
Surat Al-Baqarah ayat 99.
“Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad), dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik.”
________________________________________
Burhān berarti argumen yang sangat kuat dan logis. Dalam konteks kenabian, ini adalah bukti tak terbantahkan yang menunjukkan bahwa risalah yang dibawa oleh nabi adalah dari Allah. Contohnya: Surat An-Nisa ayat 174
Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an).
“Katakanlah: ‘Tunjukkan bukti kalian jika kalian benar!’” (QS. Al-Baqarah: 111)
________________________________________
Bukan cuma berarti kekuasaan atau kekuatan politik, dalam Al-Qur’an lafaz sulṭān juga merujuk pada kuasa atau otoritas dari Allah yang menjadi pembela para nabi dan hujjah atas kebenaran mereka. Mukjizat disebut juga sultan untuk para Nabi dan Rasul-Nya.
Contoh di surat Ibrahim ayat 10.
. “Kamu ingin menghalangi kami (menyembah) apa yang dari dahulu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.”
Surat Ad-Dukhan ayat 19
“dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.”
________________________________________
Rasulullah ﷺ diberi berbagai mukjizat, dari membelah bulan, air memancar dari jemari, melihat peristiwa masa depan, hingga Isra’ Mi’raj. Tapi mukjizat terbesar — yang tak terikat waktu dan bisa terus dinikmati sampai hari ini — adalah Al-Qur’an. Kitab ini bukan hanya untuk dibaca, tapi direnungkan, diamalkan, dan dijadikan petunjuk hidup. Merasakan mukjizat kalam-Nya adalah kenikmatan yang menjadi karunia besar dalam hidup seseorang.
Bahasanya luar biasa indah, menyentuh hati yang merenunginya, isinya menjawab zaman, dan sampai kini belum ada yang bisa menandingi dengan membuat satu surat pun dari Al-Qur’an. Inilah mukjizat abadi yang menjadi hujjah Rasulullah ﷺ hingga akhir zaman.
Baca Juga: Kisah Isra Miraj: Perjalanan Agung dan Hikmahnya dalam Kehidupan
________________________________________
Memahami istilah-istilah yang digunakan Al-Qur’an untuk menyampaikan makna mukjizat, membuat kita semakin kagum dengan keindahan bahasa wahyu. Meski kata “mukjizat” tak tertulis di dalamnya, namun terasa buktinya nyata, maknanya dalam, argumennya jelas, isyarat ilmiahnya mengandung keajaiban dan keberadaannya tak pernah pudar.
Ayat-ayatnya orisinal tanpa pernah ada perubahan. Jutaan manusia menghafalnya dalam hati. Maka, mari kita perkuat hubungan dengan Al-Qur’an, mukjizat yang tak lekang oleh zaman.
Wallahu'alam