Heri Mahbub
Menjadi Penghafal Al-Quran adalah kemuliaan, kebanggan, dan kesehatan hati karena ia adalah As-Syifa. Tetapi penyakit hati dapat menghambat proses ini. Mari kita kenali beberapa penyakit hati yang sering mengganggu jiwa seorang penghafal Al-Qur'an.
Menghafal Al-Qur’an adalah suatu kemuliaan yang besar. Namun, apakah kita layak menjadi bagian dari orang-orang terpilih yang menghafal kalam Allah SWT, jika dalam diri masih tersimpan berbagai penyakit hati?
Hati yang dipenuhi penyakit tentu tidak mampu menerima cahaya Al-Qur'an dengan sempurna. Sebagai penghafal Al-Qur'an, kita harus senantiasa membersihkan hati agar tetap bersih dan terhubung erat dengan ayat-ayat Allah.
BACA JUGA: Rasakan Nikmatnya Belajar Menghafal Quran Sepanjang Hayat
Al-Qur’an bukan hanya kitab suci untuk dihafal, tetapi juga obat bagi hati dan jiwa yang gelisah.
Al-Qur'an, juga dikenal sebagai Syifa (obat penyembuh), ia merupakan penawar bagi hati yang sakit. Namun, bagaimana jika hati seorang penghafal kotor dan penuh penyakit? Apa yang menjadi penyebabnya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Al-Qur’an adalah anugerah terbesar dari Allah SWT, lebih besar dari karunia penciptaan manusia itu sendiri. Firman Allah dalam surah Ar-Rahman menegaskan keagungan kitab suci ini. Al-Qur’an ini nikmat yang agung, mengandung manfaat yang tak terhitung bagi mereka yang meyakini dan mengamalkannya.
Selain sebagai hidayah, rahmat, penjelasan, pelajaran, fungsi utama Al-Qur'an lainnya adalah kemampuannya sebagai penyembuh (syifa) bagi hati dan jasmani. Apa landasannya?
Allah SWT berfirman:
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..." (QS. Al-Isra': 82)
Menurut para ulama seperti Imam Al-Qurthubi dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Al-Qur'an dapat menyembuhkan penyakit jasmani dan rohani bagi mereka yang membacanya dengan penuh keyakinan. Surah-surah seperti Al-Fatihah, ayat Kursi, dan Al-Mu'awwidzat sering digunakan sebagai ruqyah untuk mengobati penyakit fisik maupun batin.
Namun, pengobatan ini hanya efektif bagi mereka yang memiliki iman kuat. Hati yang bersih untuk menerima Al-Quran. Jika seseorang tidak merasakan manfaat dari Al-Qur'an, bukan Al-Qur'annya yang kurang, melainkan iman dan hati orang tersebut yang lemah dan berpenyakit.
BACA JUGA: 7 Godaan Dahsyat Menghafal Qur'an dan Solusinya, Simak Penjelasannya
Penyakit hati dapat merusak niat dan mengganggu proses menghafal Al-Qur'an. Kenali dan hindari penyakit-penyakit ini.
Sebagai penghafal Al-Qur’an, menjaga kebersihan hati adalah hal yang sangat penting. Beberapa penyakit hati yang sering kali menghambat penghafal Al-Qur’an antara lain:
Ikhlas kunci diterima amal, termasuk menghafal Al-Quran. Jika niat menjadi Hafiz Al-Quran sekadar untuk disebut Al-Hafiz 30 juz bahkan ingin pamer, maka alangkah ruginya amalannya tidak diterima Allah SWT.
Jangan ujub atau kagum kepada diri sendiri. Hal ini bisa membuat seseorang terjebak dalam kesombongan dan jauh dari kerendahan hati atau tawadhu’ yang seharusnya dimiliki oleh penghafal Al-Qur’an.
Sebenarnya boleh, hasad terhadap golongan penjaga Al-Quran ini, kalau dalam hal positif bahkan ada perintahnya dalam rangka motivasi dan berlomba dalam kebaikan. Maksudnya yang tidak boleh itu hasad yang bisa mengotori hati sehingga menyakiti hati.
Menghafal Al-Qur’an membutuhkan kekuatan, motivasi, konsistensi, dan semangat yang membaja. Namun rasa malas, spirit yang lemah sering kali menjadi penghambat utama. Malas untuk mengulang hafalan dan malas belajar tajwid dengan benar bisa membuat hafalan lemah dan tidak tertanam dengan baik. Bahkan setelah hafal 30 juz Al-Quran semangat dan kekuatan hati ini harus terus dijaga sampai akhir hayat.
BACA JUGA: Memahami Makna Tilawah: Lebih dari Sekadar Indahnya Membaca Al-Quran
Ada sebuah kisah sahabat, bahwa seseorang yang jiwanya sedang gelisah mendatangi Abdullah Ibn Mas'ud. Orang tersebut meminta nasihat kepada Ibn Mas'ud, terkait kondisi hatinya yang gelisah.
Kemudian, Ibn Mas'ud menasihati orang itu untuk membaca Al- Qur'an, mendengarkan bacaan Al-Qur'an orang lain, mendatangi tempat di mana banyak orang membaca Al-Qur'an, dan memahami perintah Allah dalam Al-Qur'an. Setelah mengamalkan anjuran Ibn Mas'ud untuk bersahabat dengan Al-Qur'an, orang itu merasakan ketenangan jiwa, kejernihan pikiran, dan kesehatan jasmani.
Al-Qur’an adalah cahaya yang masuk ke dalam hati. Agar cahayanya maksimal, hati harus selalu bersih dan terjaga.
Ulama banyak menjelaskan bahwa hati manusia terbagi 3 macam. Ketiganya adalah qolbun mayyit yaitu hati yang mati, qolbun maridh yaitu hati yang sakit dan qolbun salim yaitu hati yang sehat, bersih, dan selamat. Pembahasan tentang penyakit hati penting supaya kita mengetahui dan mencari solusinya. Sehingga hati menjadi sehat dan bersih dalam jiwa.
Al-Qur'an tidak hanya diturunkan untuk bacaan atau hafalan, tetapi menjadikannya sebagai pedoman hidup. Untuk itu, menjaga kebersihan hati menjadi hal yang sangat penting bagi para penghafal. Hati yang bersih akan lebih mudah menerima cahaya Al-Qur’an dan terhubung erat dengan maknanya. Sebaliknya, hati yang dipenuhi penyakit akan menghalangi manfaat yang seharusnya bisa dirasakan dari menghafal Al-Qur’an.
BACA JUGA: Strategi Menghafal Quran Bagi Orang yang Sibuk
Seseorang yang mendekatkan diri dengan Al-Qur'an akan mendapatkan ketenangan jiwa, kesehatan rohani, dan perlindungan dari kesulitan di dunia maupun akhirat. Al-Qur’an akan menjadi pemberi syafaat bagi mereka yang mencintai dan mengamalkannya.
Dengan menjaga kebersihan hati, para penghafal Al-Qur’an akan mampu memaksimalkan manfaat dari hafalan mereka dan menggapai kemuliaan di dunia dan akhirat. Mari kita terus berusaha membersihkan hati kita dari segala penyakit, agar Al-Qur’an bisa memberikan cahaya dan keberkahan dalam hidup kita. Aamiin.
Wallahu'alam