Heri Mahbub
Mari menemukan kedalaman tilawah Al-Qur’an yang benar. Mulai dari membaca tartil, tadabur, hingga Pengamalannya dalam Kehidupan Sehari-hari.
Tilawah Al-Qur’an bukan sekadar membaca dengan suara merdu atau melafalkan ayat-ayat dengan indah. Lebih dari itu, tilawah memiliki makna yang dalam dan luas dalam Islam, mengajak setiap Muslim untuk tidak hanya melafalkan Al-Qur'an tetapi juga memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya.
Artikel berikut berisi bagaimana cara tilawah yang benar, serta pentingnya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA: Memahami Makna Tilawah: Lebih dari Sekadar Indahnya Membaca Al-Quran
Al-Qur’an mengandung perintah tilawah yang tidak hanya melibatkan aspek bacaan, tetapi juga pengamanalan dan pemahaman yang mendalam. Dalam surah Al-Ankabut ayat 45, Allah berfirman:
Artinya: "Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain)." (QS. Al-Ankabut, 29: 45)
Ayat ini menunjukkan bahwa tilawah bukan hanya tentang membaca, tetapi juga harus diikuti dengan pelaksanaan ibadah yang benar, seperti salat. Salat yang dijalankan dengan benar akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana tilawah yang dilakukan dengan penuh penghayatan akan mempengaruhi perilaku dan akhlak seseorang.
Menurut tafsir Kementerian Agama RI, tilawah yang dimaksud dalam ayat ini adalah membaca Al-Qur'an dengan mendalam, memahami setiap pesan yang disampaikan, dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Setiap bacaan Al-Qur'an yang dihayati dengan sungguh-sungguh akan mengubah perilaku dan memperbaiki akhlak kita.
Dalam pengamalan membaca Al-Qur’an, ada tiga aspek utama yang harus diperhatikan:
Tilawah yang benar harus dilakukan dengan tartil, yaitu membaca Al-Qur’an secara perlahan, memperhatikan tajwid, dan melafalkan huruf-hurufnya dengan benar. Rasulullah SAW menekankan pentingnya membaca Al-Qur’an dengan tartil, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Muzzammil ayat 4:
Artinya: "...dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil."
Tilawah tidak hanya sekadar membaca ayat-ayat Al-Qur'an, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam atas maknanya. Dalam surah Al-Anfal ayat 2, Allah menyebutkan bahwa ketika ayat-ayat-Nya dibacakan kepada orang-orang yang beriman, keimanan mereka akan bertambah. Artinya, bacaan Al-Qur’an harus diiringi dengan tadabur atau perenungan, agar pesan-pesan yang terkandung dalam ayat tersebut dapat meresap dan membuat gemetar hati.
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya..." (QS. Al-Anfal, 8: 2)
Tilawah yang sempurna adalah ketika bacaan Al-Qur’an diikuti dengan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Tilawah yang benar akan mendorong seseorang untuk melaksanakan ajaran-ajaran Al-Qur’an, baik dalam ibadah seperti salat dan infak, maupun dalam akhlak dan perbuatan sehari-hari. Dalam surah Fathir ayat 29, Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an), melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi." (QS. Fathir, 35: 29)
Ayat ini menunjukkan bahwa bertilawah tidak hanya berkaitan dengan bacaan, tetapi juga dengan pengamalan nyata, seperti salat dan infak. Tilawah yang benar akan mendorong seseorang untuk hidup tenang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an, menjaga hubungan dengan Allah dan sesama manusia.
BACA JUGA: Hidupmu Sebening Tilawah Al-Qur'an: Temukan Ketenangan dan Kebahagiaan
Al-Qur'an juga menekankan pentingnya menghubungkan tilawah dengan amal ibadah lain, seperti salat dan sujud. Dalam surah Ali-Imran ayat 113, Allah memuji sekelompok Ahli Kitab yang membaca ayat-ayat-Nya pada malam hari dan bersujud kepada-Nya:
Artinya: "…Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (salat)." (QS. Ali-Imran, 3: 113)
Hal ini mengajarkan kita bahwa tilawah yang dilakukan dengan khusyuk, terutama pada malam hari, memperbanyak sujud dalam salat,dapat memperkuat ikatan kita dengan Allah dan membawa kedamaian dalam hidup.
Tilawah Al-Qur’an yang benar bukan hanya sekadar membaca dengan suara merdu atau indah. Tilawah adalah proses yang melibatkan pembacaan yang tartil, pemahaman yang mendalam melalui tadabur, dan pengamalan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Tilawah yang benar akan membawa perubahan nyata dalam hidup seseorang, mendorongnya untuk lebih dekat kepada Allah, menjalankan ibadah dengan lebih baik, serta menjaga akhlak dan perilakunya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an.
BACA JUGA: Keajaiban Al-Quran Menjawab Tantangan Zaman
Mulailah tilawah dengan niat yang ikhlas, perbaiki cara bacaan dengan tajwid yang benar, renungkan kalimatnya di setiap ayat , dan terapkan pesan-pesan Ilahi dalam kehidupanmu. Dengan cara ini, tilawah Al-Qur’an akan menjadi sumber kekuatan spiritual yang memperbaiki tidak hanya diri sendiri, tetapi juga umat di sekitarmu. Insyallah
Wallahu a’lam bishawab.